aku dimatamu

Air mata itu asin rasanya bukan pahit..
sementara ucapan tajam bagai mata pisau yang siap merobek hati..
Apa rasanya jika kamu terluka oleh ucapan seseorang lalu kamu menangis. perih. Bagaikan luka yang belum sembuh kamu siram air garam.

Siang ini lagi. Semacam dicoreng mukaku, semacam tak dihargai. kamu bilang aku kayak anak kecil. Tapi kamu yang sudah dewasa, belajar untuk menghargai pun tidak. Kamu bilang hinaanmu itu bentuk dari cintamu. Tapi bagiku bukan, hinaan tetap hinaan. Dan sampai kapan pun hinaan akan tetap menyakitkan.

Mengunggumu bukan hal yang menyenangkan lagi bagiku. Karena ternyata kamu lebih senang mengulur waktu untuk tidak bertemu denganku, ketimbang harus datang tepat waktu seperti dulu. Ya, semua memang sudah berbeda, tidak lebih baik ataupun stagnan seperti dulu. Apa ini rasanya jika hubungan sudah berjalan cukup lama. Apa ini yang dulu kamu bilang kamu sedang jenuh? Kamu bilang aku gak bisa ngasih sesuatu yang baru buat kamu? Aku harus lakuin apa. Sementara kamu lebih sibuk dengan urusanmu sendiri, lebih sering nyimpen masalah kamu sendiri daripada kamu share sama aku. Apa salahnya coba buat aku ngerti dikit aja.

Sekarang semuanya udah cukup buat aku ngerti. Tergantung dan terlalu percaya pada orang lain terkadang memang menyakitkan. Karna ternyata orang baik memang relatif dari mata siapa yang memandang.

Seandainya kamu bisa lebih mengerti. Betapa aku melihat kekuranganmu sebagai keunikan dan bagian dari dirimu. Betapa aku mencoba untuk mengerti bahwa setiap pribadi mempunyai keterbatasan yang tidak bisa ditembus dengan 'usaha'

Posting Komentar