Make a wish

Udah lama banget gak buka blogger dan nulis cerita kayak dulu lagi. Banyak yang mau di ceritain tapi gak tau kenapa rasanya sulit buat merangkai kata.Mungkin harus nunggu galau dulu kali ya biar bisa lancar nulis kayak dulu hehe...Tadinya aku pengen nulis di diary, sebenernya nulis diary itu lebih keliatan privasinya daripada nulis di blog kayak gini. Tapi ternyata tanganku mulai kaku waktu pegang pulpen. Tulisanku gak rapi dan mulai gak karuan, aku jadi males dan ga nafsu lagi buat nulis diary. pasti ini gara-gara kelamaan nganggur atau gara-gara kelamaan ngedit-ngedit skripsi sampai akhirnya aku lupa kalo tulisan tangan jauh lebih indah daripada ketikan keyboard. Eniwei, aku udah lulus sekarang. Erlia Ika Rahmawati sarjana farmasi, haha...semacam gak nyangka. Yap, ini semua terasa cepet banget. Akhir untuk memulai sebuah awal terlalu cepat aku rasakan, dan hasilnya aku galau dan kacau balau. 4 tahun berlalu gitu aja, masih seger banget di otak gimana rasanya waktu pertama kali dilepas di jogja. Maybe sometimes aku jenuh dengan kegiatan kampus yang luar biasa padetnya, dengan laporan praktikum yang tiada henti menyiksa, dengan malam-malam yang aku lewati bersama seabrek kertas yang berisi materi kuliah. Tapi ternyata aku rindu itu semua. Aku pengen mengulang dari awal apa yang udah aku jalani. Ingin membuat apapun yang berhubungan dengan diriku menjadi lebih baik. Akademik, asmara, persahabatan, semuanya yang saat ini terlalu buruk untuk aku rasakan. Memang penyesalan selalu datang di akhir cerita. Setelah endingnya kita lalui, kita baru tahu bahwa ada kesalahan pada cerita yang kita jalani. Sayangnya ini bukan skenario sebuah film, ini skenario dari Tuhan yang gak bisa kita edit hanya bisa kita perbaiki di kemudian hari. Lalu aku bertanya-tanya mau kemana setelah ini? Bekerja, Menikah, Punya anak, tua, lalu mati. Mudah-mudahan aku bisa melalui fase normal kehidupan manusia. life is so sooo short. Aku masih terlalu dangkal untuk menghargai hidup yang terlalu singkat ini. Masih labil jika harus hidup sendiri dan gak tergantung dengan orang tua lagi. Oke, jangan galau erly. Mari kita menulis tentang mimpi yang ingin kita wujudkan dimasa depan. Rencana paling dekat saat ini aku pengen ngambil profesi apoteker dulu. Setelah itu kerja buat ngumpulin dana. Aku pengen kerja dulu dan kalau ada dana aku pengen lanjut ke S2 dengan dana sendiri. Menikah? kayaknya jangan dulu. Aku pengen menikmati masa-masa sendiri dulu, terkadang sendiri itu enak. Beneran loh, kita bisa jadi diri kita sendiri tanpa harus memikirkan gimana perasaan orang lain. Tapi yang paling penting kita bisa pilih-pilih calon suami dulu sebelum nikah hehe...Kalo udah pacaran dari lama susah banget, apalagi kalo udah tau kebiasaan pacar kita kayak apa. Rasanya males aja bayangin harus serumah sama cowok yang punya kebiasaan jelek. Tapi kalo baru kenal dan langsung di lamar itu yang luar biasa. Jadi selama ini aku pacaran buat apa dong? haha..sudah sudah gak usah di bahas! Selanjutnya aku pengen kerja entah itu di rumah sakit atau di dinas-dinas sosial gitu. Pengen terjun langsung ke masyarakat dan care nolong mereka tapi kalau ngelamar kerja dan ketrimanya di industri ya no problem lah, who knows? orang namanya cari pengalaman. Setelahnya untuk jangka panjang aku pengen punya usaha sendiri entah itu rumah makan atau apotek. Dari dulu aku pengen banget punya rumah makan, mungkin karna hobi makan kali ya hehe... And the last semoga yang di cita-citakan terekam kuat dalam memori. Sehingga bisa jadi bahan bakar penyemangat dalam setiap langkah. Mudah-mudahan semua urusan ini dipermudah, dan yang juga penting semoga rasa males itu hilang lenyap dari hidupku. Datanglah terus inspirasiiii otakku butuh kamu.

Jakarta, Ibu kotanya Indonesia

Jakarta, siapa sih yang gak pernah denger nama Jakarta. Kota yang terkenal dengan kesibukannya, macetnya, sampahnya, banjirnya. Kota yang jadi pusat perhatian diIndonesia. Ya, selama ini cuma cukup tau di tv aja, atau numpang transit di Soekarno-Hatta kalau mau pulang kePapua.
Libur semester kemaren aku main ke Jakarta dengan modal nekat. Dengan uang saku mepet banget. Akhirnya berangkatnya pun cuma bisa naik kereta ekonomi yang sumpek dan gak bisa tidur karna banyak pedagang yang bisa masuk gerbong kereta. Untungnya biaya selama di Jakarta ditanggung sama keluarganya Ratih. Jadi bisa menghemat uang saku buat jalan-jalan dan beli oleh-oleh.
Jakarta itu memang hebat banget, sekilas aku amatin orang-orangnya gila kerja banget. Aku belum pernah liat di Jogja orang mau berangkat kerja sampai lari-lari ngejar transjogja. Apa karena kampus aku gak dilalui transjogja ya? Tapi setahu aku sepenuh-penuhnya transjogja belum pernah kayaknya seumpel-umpelan kayak transjakarta.
Memang bagus sih gedung-gedung bertingkat yang ada dijakarta. Kota-kota besar kayak semarang, surabaya, Denpasar kayaknya belum punya gedung bertingkat setinggi dan semewah jakarta. Ya, memang sentralisasi sekali Indonesia ini. Sayangnya orang yang bergantung pada Jakarta terlalu banyak jadi lahannya tidak mencukupi untuk menampung manusia sebanyak itu. Bisa dibayangkan donk gimana sumpeknya kota kecil dengan penduduk yang luarbiasa banyaknya. Jadi aku rasa sih wajar kalau misalnya disana sering terjadi banjir.
Dan lagi, cowok-cowok Jakarta itu menyeramkan. Terutama orang-orang yang nongkrong dipinggir jalan, supir angkot, supir metromini. Walaupun gak semuanya begitu sih, tapi yang aku temuin kemaren kayak gitu semua.

Oke deh ini beberapa foto aku selama di Jakarta Boleh dilihat :)


Ini waktu dikota tua. Bagus lokasinya lebih bagus dari Malioboro, tapi serem waktu kesana pas malem hari jadi gak begitu indah fotonya.


Monas..Bagus banget tapi sayang ga bisa masuk kemuseumnya soalnya panas banget jadi cuma numpang foto-foto aja.



Dufan, numpang foto didepan histeria. Gak berani naiknya liatnya aja udah serem banget.

Sekian dulu deh postingan tentang Jakarta. Kalau fotonya dimasukin semua nanti gak muat lagi. Next time kalau ada waktu aku pengen coba postingin tempat-tempat lain yang pernah aku datengin deh :)

aku dimatamu

Air mata itu asin rasanya bukan pahit..
sementara ucapan tajam bagai mata pisau yang siap merobek hati..
Apa rasanya jika kamu terluka oleh ucapan seseorang lalu kamu menangis. perih. Bagaikan luka yang belum sembuh kamu siram air garam.

Siang ini lagi. Semacam dicoreng mukaku, semacam tak dihargai. kamu bilang aku kayak anak kecil. Tapi kamu yang sudah dewasa, belajar untuk menghargai pun tidak. Kamu bilang hinaanmu itu bentuk dari cintamu. Tapi bagiku bukan, hinaan tetap hinaan. Dan sampai kapan pun hinaan akan tetap menyakitkan.

Mengunggumu bukan hal yang menyenangkan lagi bagiku. Karena ternyata kamu lebih senang mengulur waktu untuk tidak bertemu denganku, ketimbang harus datang tepat waktu seperti dulu. Ya, semua memang sudah berbeda, tidak lebih baik ataupun stagnan seperti dulu. Apa ini rasanya jika hubungan sudah berjalan cukup lama. Apa ini yang dulu kamu bilang kamu sedang jenuh? Kamu bilang aku gak bisa ngasih sesuatu yang baru buat kamu? Aku harus lakuin apa. Sementara kamu lebih sibuk dengan urusanmu sendiri, lebih sering nyimpen masalah kamu sendiri daripada kamu share sama aku. Apa salahnya coba buat aku ngerti dikit aja.

Sekarang semuanya udah cukup buat aku ngerti. Tergantung dan terlalu percaya pada orang lain terkadang memang menyakitkan. Karna ternyata orang baik memang relatif dari mata siapa yang memandang.

Seandainya kamu bisa lebih mengerti. Betapa aku melihat kekuranganmu sebagai keunikan dan bagian dari dirimu. Betapa aku mencoba untuk mengerti bahwa setiap pribadi mempunyai keterbatasan yang tidak bisa ditembus dengan 'usaha'