Jakarta, Ibu kotanya Indonesia

Jakarta, siapa sih yang gak pernah denger nama Jakarta. Kota yang terkenal dengan kesibukannya, macetnya, sampahnya, banjirnya. Kota yang jadi pusat perhatian diIndonesia. Ya, selama ini cuma cukup tau di tv aja, atau numpang transit di Soekarno-Hatta kalau mau pulang kePapua.
Libur semester kemaren aku main ke Jakarta dengan modal nekat. Dengan uang saku mepet banget. Akhirnya berangkatnya pun cuma bisa naik kereta ekonomi yang sumpek dan gak bisa tidur karna banyak pedagang yang bisa masuk gerbong kereta. Untungnya biaya selama di Jakarta ditanggung sama keluarganya Ratih. Jadi bisa menghemat uang saku buat jalan-jalan dan beli oleh-oleh.
Jakarta itu memang hebat banget, sekilas aku amatin orang-orangnya gila kerja banget. Aku belum pernah liat di Jogja orang mau berangkat kerja sampai lari-lari ngejar transjogja. Apa karena kampus aku gak dilalui transjogja ya? Tapi setahu aku sepenuh-penuhnya transjogja belum pernah kayaknya seumpel-umpelan kayak transjakarta.
Memang bagus sih gedung-gedung bertingkat yang ada dijakarta. Kota-kota besar kayak semarang, surabaya, Denpasar kayaknya belum punya gedung bertingkat setinggi dan semewah jakarta. Ya, memang sentralisasi sekali Indonesia ini. Sayangnya orang yang bergantung pada Jakarta terlalu banyak jadi lahannya tidak mencukupi untuk menampung manusia sebanyak itu. Bisa dibayangkan donk gimana sumpeknya kota kecil dengan penduduk yang luarbiasa banyaknya. Jadi aku rasa sih wajar kalau misalnya disana sering terjadi banjir.
Dan lagi, cowok-cowok Jakarta itu menyeramkan. Terutama orang-orang yang nongkrong dipinggir jalan, supir angkot, supir metromini. Walaupun gak semuanya begitu sih, tapi yang aku temuin kemaren kayak gitu semua.

Oke deh ini beberapa foto aku selama di Jakarta Boleh dilihat :)


Ini waktu dikota tua. Bagus lokasinya lebih bagus dari Malioboro, tapi serem waktu kesana pas malem hari jadi gak begitu indah fotonya.


Monas..Bagus banget tapi sayang ga bisa masuk kemuseumnya soalnya panas banget jadi cuma numpang foto-foto aja.



Dufan, numpang foto didepan histeria. Gak berani naiknya liatnya aja udah serem banget.

Sekian dulu deh postingan tentang Jakarta. Kalau fotonya dimasukin semua nanti gak muat lagi. Next time kalau ada waktu aku pengen coba postingin tempat-tempat lain yang pernah aku datengin deh :)

aku dimatamu

Air mata itu asin rasanya bukan pahit..
sementara ucapan tajam bagai mata pisau yang siap merobek hati..
Apa rasanya jika kamu terluka oleh ucapan seseorang lalu kamu menangis. perih. Bagaikan luka yang belum sembuh kamu siram air garam.

Siang ini lagi. Semacam dicoreng mukaku, semacam tak dihargai. kamu bilang aku kayak anak kecil. Tapi kamu yang sudah dewasa, belajar untuk menghargai pun tidak. Kamu bilang hinaanmu itu bentuk dari cintamu. Tapi bagiku bukan, hinaan tetap hinaan. Dan sampai kapan pun hinaan akan tetap menyakitkan.

Mengunggumu bukan hal yang menyenangkan lagi bagiku. Karena ternyata kamu lebih senang mengulur waktu untuk tidak bertemu denganku, ketimbang harus datang tepat waktu seperti dulu. Ya, semua memang sudah berbeda, tidak lebih baik ataupun stagnan seperti dulu. Apa ini rasanya jika hubungan sudah berjalan cukup lama. Apa ini yang dulu kamu bilang kamu sedang jenuh? Kamu bilang aku gak bisa ngasih sesuatu yang baru buat kamu? Aku harus lakuin apa. Sementara kamu lebih sibuk dengan urusanmu sendiri, lebih sering nyimpen masalah kamu sendiri daripada kamu share sama aku. Apa salahnya coba buat aku ngerti dikit aja.

Sekarang semuanya udah cukup buat aku ngerti. Tergantung dan terlalu percaya pada orang lain terkadang memang menyakitkan. Karna ternyata orang baik memang relatif dari mata siapa yang memandang.

Seandainya kamu bisa lebih mengerti. Betapa aku melihat kekuranganmu sebagai keunikan dan bagian dari dirimu. Betapa aku mencoba untuk mengerti bahwa setiap pribadi mempunyai keterbatasan yang tidak bisa ditembus dengan 'usaha'